Monday - Saturday, 8AM to 10PM
Call us now 085659630177

Tameng Manusia adalah Agama? Kenapa Manusia Cenderung Bersifat Defensif Ketika Berbuat Salah?

oleh: topik_rohim12

Tameng Manusia adalah Agama? Kenapa Manusia Cenderung Bersifat Defensif Ketika Berbuat Salah?

Kebanyakan manusia selalu mencari pembenaran atas kesalahan yang ia perbuat. Baik itu dengan alasan yang membenarkan perbuatan dia, menyalahkan orang lain, ataupun menamengkan diri dengan hal yang tidak seharusnya dijadikan tameng. Baiklah, kita tidak perlu mengambil contoh dari orang lain, cukup mulai dari diri kita sendiri. Jadi, ambillah cermin dan bersiaplah...

Contoh-Contoh Saat Kita Bercermin

Pernahkah Anda ketika kecil bertengkar dengan teman? Ketika guru datang, kalian saling menyalahkan satu sama lain, dan akhirnya guru menyalahkan kalian berdua. Pernahkah ketika Anda sudah beranjak remaja, terlambat masuk kelas, dan kemudian menyebutkan berbagai alasan yang kadang bukan alasan sebenarnya? Anda berharap alasan tersebut akan dibenarkan dan Anda tidak akan dihukum.

Ketika dewasa, pernahkah Anda dikatakan oleh orang lain, "Kenapa Anda mengatakan hal buruk ke anak Anda?" Lantas Anda menjawab, "Karena ini adalah hal yang diajarkan oleh agama saya." Pembenaran-pembenaran semacam ini mungkin pernah Anda lakukan, sadar atau tidak. Contoh-contoh tersebut cukup menjelaskan bahwa hal itu adalah kecenderungan yang umum terjadi.

Lihatlah Keluar Cermin

Sekarang, mari kita lihat dalam cakupan yang lebih luas. Perhatikan sekeliling kita, cermati berita-berita tentang kelalaian lembaga yang tahu salah tapi tidak ada permintaan maaf sedikit pun (pada akhirnya yang minta maaf adalah pelaku :). Lihatlah pejabat yang korup dan beralasan bahwa perilakunya bisa dibenarkan. Tanyalah orang miskin di negara yang katanya agamis ini, "Kenapa Anda miskin?" Mereka mungkin menjawab, "Ya, memang sudah takdirnya kita seperti ini, rejeki mah sudah ada yang ngatur."

Apakah menamengkan keadaan dengan agama adalah sesuatu yang lumrah? "Kenapa Anda tidak ingin belajar di sekolah?" Lagi-lagi mereka membuat tameng, "Ilmu dunia tidak akan menyelamatkan kita di dunia, yang penting mah ilmu akhirat." Mereka telah "agamis buta" dengan esensi beragama mereka.

Pentingnya Mengakui Kesalahan

Mengakui kesalahan diri sendiri, menerima bahwa kita memang salah, atau tidak menamengkan diri dengan apapun memang sulit bagi kebanyakan orang. Inilah salah satu alasan mengapa negara Indonesia sulit untuk maju. Islam yang mayoritas, seharusnya bisa memajukan bangsa jika kita menerapkan dasar agama dengan benar dan dapat menyesuaikan di zaman disrupsi ini. Sayangnya, sulit bagi orang kita untuk menemukan kesalahan dan kekurangan yang jauh di dalam diri, dan selalu saja memahat tameng-tameng yang sudah terlanjur tebal itu.

Jadi, lihatlah kembali cermin yang sedang kamu pegang. Telusurilah kesalahanmu, telusurilah kekuranganmu dan terimalah itu. Akuilah itu, lantas perbaikilah itu. Mulailah dari diri Anda sendiri. Karena orang yang salih (صالح) bukanlah orang yang paling banyak hafalan hadist ataupun yang paling lama sholatnya dengan bermacam-macam do'a (walaupun itu baik). Tapi orang yang salih adalah dia yang tahu kesalahannya, tahu kekurangannya, mengakuinya, dan memperbaikinya :)

Kesimpulan

Sikap defensif adalah sesuatu yang manusiawi dan sering kali terjadi tanpa disadari. Namun, dengan kesadaran dan refleksi diri, kita bisa belajar untuk lebih menerima kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Mari kita mulai dari diri sendiri, melihat cermin, dan berani mengakui kesalahan. Karena perubahan yang besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita ambil untuk menjadi lebih baik setiap hari.

sumber:https://youtu.be/gHSu_Ygks64?si=z8vhqfXyKpWIKPkK

 

Komentari Tulisan Ini
Pimpinan Pesantren Katulistiwa
Muhamad Ali. S.H.I., M.H.I.

  السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى…